Penulis: Stephanie Meyer
Tebal buku: 1016 hlm
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Tahun terbit: 2020
‘Namun meskipun pikiran-pikirannya tampak sangat jelas di matanya yang aneh –aneh akrena kedalamannya- aku hanya dapat menangkap keheningan dari tempatnya duduk. Hanya… keheningan. Sejenak aku gelisah. Aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Apakah a sesuatu yang tidak beres denganku? Perasaanku persis sama seperti selama ini. Dengan waswas, aku mendengarkan lebih seksama.’ Sepenggal pemikiran dari seorang Edward Cullen, tokoh utama lelaki dalam novel besutan Stephanie Meyer terbaru ini. Midnight Sun, adalah buku terbaru yang tuliskan setelah selang beberapa tahun Twilight Saga terbit.
Unik, lucu, dan terasa lambat itu yang dirasakan saat membaca buku ini. Buku ini penuh dengan cerita dari sisi ke-aku-an seorang Edward Cullen, bagaimana dirinya memandang, berpikir mengenai semua hal. Sisi yang mungkin tidak bisa ditemukan dalam seri-seri sebelumnya.
Meyer memposisikan Edward sebagai tokoh yang penuh dengan kekuatiran, pemikiran yang dalam, kekosongan, dan juga kesendirian. Meski tampaknya Edward diceritakan sebagai sosok yang cool, dan selalu digandrungi oleh semua perempuan, namun dalam Midnight Sun kita akan melihat sosoknya yang rapuh tapi juga sekaligus kuat. Midnight Sun bagaikan sebuah diary mengenai bagaimana perasaan Edward setiap saat. Apa yang dipikirkan, dirasakan semua tertuang dengan sangat rinci sekali. Menurut saya, tokoh Edward dalam buku ini benar-benar adalah tokoh yang baru kita kena, sisi baru dari seorang Edward Cullen.
Midnight Sun tidak bisa dibandingkan dengan seri-seri sebelumnya. Buku dengan tebal 1000 halaman lebih ini memiliki kekuatannya sendiri dalam membuat pembacanya merasa melayang. Sekali lagi Stepahine Meyer mampu mengobrakabrik hati pembaca dengan cerita cinta Edward dan Bella. (Ing)