Elyon Christian Primary School

Menulis bukan sesuatu yang mewah. Tidak ada batas jenjang pendidikan, atau jumlah uang di saku seseorang. Semua orang berhak, dan harus menulis. Tak terkecuali Sang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Ya, guru juga harus menulis. Selain untuk ketajaman ingatan, menulis juga menjadi sarana ‘terapi’ bagi seorang guru, agar melepas kegelisahan di dalam kepala.

A-Z Pandemi, buku setebal 303 halaman menjadi catatan peradaban, bahwa Covid-19 menjadi momen terang, juga kelabu, bagi 28 guru dari Elyon Christian Primary School Surabaya, dalam mencetak penerus bangsa. Layaknya seorang guru yang penuh ekspresi dan menggebu-gebu di dalam dada, begitu pula rasa yang pertama kali Kawan dapatkan ketika membaca buku yang terbit pada 2021 ini. Seperti orang lagi ndongeng… Pemilihan kata yang tak berbasa-basi, cara penyampaian yang bercerita, hingga ungkapan penekanan yang disisipi dalam berbagai jenis emosi, bersatu padu ditulis dengan mengalir.

Beberapa di antara penulis berkeluh kesah bertalian dengan momen belajar yang biasanya harus saling bertemu, tatap muka, tanpa sekat, kemudian harus berbalik 180 derajat. Semua sekolah HARUS ditutup. Semua proses belajar harus dari rumah, harus terisolasi satu dengan yang lain.

Elyon Christian Primary School

Orang tua mengeluh. Tentu, siapa yang tak khawatir ketika masa depan anak-anak sedikit ‘terancam’ karena tak bisa maksimal memperoleh ilmu dari ‘mata airnya’ langsung? Meski awalnya pembelajaran serasa di ujung tanduk, kemampuan guru-guru ini beradaptasi menjadi pendidikan di Indonesia tetap berjalan optimal.
Buku yang disunting oleh Fanny Lesmana ini memberi perspektif segar bagi pembaca, bahwa kesulitan bisa tiba-tiba menghampiri. Terkadang kita menanti, kapan momen ini akan segera berakhir? Meski demikian, Sang Pencipta terus menuntun perjalanan pendidikan di masa pandemi dengan sempurna, tak ada seorang anak yang layak untuk ditinggalkan dalam kesusahan.

Buku ini bisa jadi rekomendasi dan refleksi bagi pembaca, selama dua tahun lalu, hidup kita sangatlah terbatas. Tetapi, bukan berarti kita tidak bisa berkarya, tidak bisa memberikan yang terbaik. Semua hasil jerih payah bisa berhasil jika memiliki keinginan kuat, dan berserah kepadaNya.

Elyon Christian Primary School

Karya yang didesain oleh Asthararianty ini memberikan beberapa ornamen visual di kalimat berpesan menarik pada setiap babnya. Dari sisi visual, ilustrasi yang ia buat juga memberikan penekanan bagaimana kondisi pandemi, pendidikan hanya sebatas layar. Lebih dari itu, warna-warna cerah yang timbul dalam latar belakang ilustrasi, memberikan makna bahwa keceriaan tatap muka tetap eksis walau hanya bertemu secara virtual.

 

“Apakah yang akan terjadi nanti, kita tidak pernah tahu. Yang pasti, setahun sudah kita lalui dengan baik, maka percayasaja tahun-tahun berikutnya juga bisa kita lalui dengan harapan lebih baik dari setahun kemarin.”
Maria Elvi Prianti, dalam buku A-Z Pandemi
Continue Reading

Sumber Foto: Freepik.com Desi Yoanita, Dosen Prodi Ilmu Komunikasi UK Petra Surabaya Takut dan khawatir, kata-kata yang banyak memenuhi benak kita akhir-akhir ini. Takut akan kondisi masa kini, karena dampak…